
RUSIDAH, tak putus asa dengan kecacatan tubuh yang dialaminya sejak duduk di bangku sekolah dasar. Wanita yang hanya memiliki tangan sebatas lengan atas hingga siku ini, ternyata mampu menekuni profesi sebagai seorang fotografer, sebuah profesi yang sangat memerlukan kelihaian jari jemari tangan yang jelas-jelas tak dimilikinya.
Selain menerima panggilan untuk mengabadikan berbagai momen seperti pernikahan dan acara-acara di lingkungan kantor pemerintahan Kabupaten Purworejo, Rusidah juga mengelola studio kecil, yang sebenarnya belum bisa dikatakan studio, di rumahnya di Desa Botorejo, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo.
Keteguhan hati Rusidah untuk tak mau menyerah dengan nasib sebenarnya sudah terlihat sejak ia duduk di bangku sekolah dasar. Meskipun cacat, Rusidah bersikeras untuk terus sekolah dan ingin menjadi juru foto.
Beberapa kali sudah Rusidah menerima bantuan peralatan fotografi dari pemerintah. Tahun 1995, Rusidah pernah menerima kamera jenis PENTAX K-1000, plus 36 roll film KONICA ASA 100. Berbekal bantuan stimulan itulah kiprah Rusidah sebagai fotografer dimulai. Rusidah pun mulai sering dipanggil untuk meliput berbagai kegiatan PKK pimpinan isteri Bupati Purworejo tadi.
Tahun 2004, Rusidah kembali menerima satu set kamera BROWN SR-2000. Kamera itu bahkan diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, H. Mardiyanto.
Rusidah juga sering menerima order dari sekolah-sekolah di sekitar Kecamatan Bayan. Tahun 1996, ia pernah menjadi juru foto kegiatan perkemahan Pramuka SMP 5 di Lapangan Kaliboto.
"Sejak itu masyarakat tahu kiprah saya. Apalagi ada koran yang menulis tentang saya," kenangnya. Jika dihitung-hitung, dari profesinya itu Rusidah bisa mendapat tambahan penghasilan sebesar Rp200 ribu sampai Rp400 ribu sebulan. "Tergantung sedikit banyaknya order," lanjutnya.
Sekarang ini, masih ada 'secuil' cita-cita Rusidah yang belum sempat tercapai. "Saya ingin buka studio foto kecil-kecilan di pinggir jalan," ungkapnya.
Keterbatasan tak membatasi Rosida (43), penyandang cacat, untuk berkarya seperti layaknya orang normal. Meski kedua tangannya buntung sejak lahir, Rosida bisa bekerja sebagai fotografer. Jika melihat kedua tangan Rosida yang buntung, orang tak akan mengira ia bisa mengoperasikan kamera DSLR. Namun, hanya dengan separuh lengan tangan, perempuan satu anak asal Purworejo ini ternyata bisa menghasilkan foto-foto indah.
"Dulu awalnya saya hanya bisa menjahit. Kemudian saya ingin belajar keterampilan lain. Saya lalu belajar memotret di Yayasan Penyandang Anak Cacat Yos Sudarso, Purworejo," kara Rosida, Rabu (14/9) di sela acara Canon Photomarathon Indonesia, di Yogyakarta.
Saat belajar memotret, Rosida masih memakai kamera manual. Agar hasil foto jelas, kamera miliknya harus dimodifikasi khusus. Namun, setelah muncul kamera digital, Rosida semakin mudah memotret dan tak perlu lagi memodifikasi kamera.
"Ya lumayan, memotret bisa menjadi pemasukan tambahan bagi keluarga saya. Beberapa hari lalu saya diundang memotret di Hotel Kempinski Jakarta," tambah Rosida.
0 komentar
Posting Komentar